Dulu waktu SMA aku hanya mikirin hidupku. Apa pun yang membuat aku happy. Nonton tv seharian, yang penting aku senang. Main komputer sesuka waktu. Tidur siang sampai sebangunnya. Ngintilin orang tua jalan (bahkan bukan minta di ajakan jalan-jalan ama orang tua).
Setelah SMA aku memberikan ruang hidup ku untung yang namanya "Teman". Aku disini mengenal karakter teman-temanku. Belajar biar bisa menerima sifat teman yang sebelum nya tak pernah aku mau untuk mengerti. Saat ini adalah saat aku memberi nilai teman yang menjadi sahabat dalam hidup ku. Dan berjanji menjaga agar mereka tetap dalam hidup, selama nafas ku masih berhembus selama itu lah mereka tetap jadi SAHABAT ku. Serta disini lah aku belajar menahan diri untuk kedamaian. Disini aku menyadari kalau konflik itu tidak perlu, lebih baik diam dan menghindari konflik.
Ketika aku selesai kuliah dan aku bekerja. Aku melihat hidup yang sebenarnya. Dulu aku tau nya orang tua ku selalu ada uang untuk beli apapun yang anak-anaknya mau. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan biaya sekolah kami 3 bersaudara. Setelah aku bekerja dan kehidupan ku dekat dengan ibu-ibu rumah tangga, aku tau susahnya mereka memenuhi kecukupan anak sehingga membuat mereka "pelit" pada dirinya sendiri. Mereka rela makan berlaukan tempe doang demi anak diperantauan tak kekurangan uang.
Bahkan saat ini aku baru melihat susah nya hidup anak perantau disini. Dulu aku dan teman-temanku tak pernah terbersit makan hanya dengan teri goreng, mie rebus, sayur seadanya dan nasi putih. Dulu aku dan teman-temanku bahkan diakhir bulan masih bisa makan pecel ayam / pecel lele.
Dengan perjalanan hidup yang belum cukup jauh ini, mata ku dibuka dengan kehidupan sekitar membuat aku bersyukur dengan hidupku yang telah Allah berikan selama ini. Dan semakin ingin meningkatkan ingin ku untuk bahagiakan hidup kedua orang tua ku walau uang mereka lebih banyak dari ku. Hehee...
☺