Apa yang kalian ingat jika menyebutkan "Masa Kecil" ??
Kalau aku banyak yang bisa aku ingat. Ayo kita mulai mengingat.
Aku kecil tumbuh di lingkungan perkampungan. Gang sempit dengan rumah berderet tak teratur. Gang mandiri satu. Yah itu nama gang nya. Tumbuh di lingkungan perkampungan membuat aku kecil hidup berteman banyak. Orang tua ku hanya seorang PNS yang bekerja di rumah sakit umum kota sanggau. Dengan status sebagai PNS biasa (bukan pejabat!) Aku hidup sederhana, tanpa tendo, tanpa ps, dan tanpa mainan-mainan mahal lainnya. Aku kecil bermaian tapok pipit (petak umpet-red) , berpetualang menyusuri gang-gang lain sekitar rumah ku bersama teman-temanku.
Aku bahagia dengan masa kecil ku walaupun waktu dulu menjalaninya kadang menangis, kadang marah dan tak jarang juga aku tertawa. Gang mandiri satu ini adalah rumah pertama kami, ya kami sering tinggal pindah-pindah karena banyak alasan. Sejak aku lahir aku sudah tinggal d rumah ini. Disana anak-anak seusia ku rata-rata lelaki. Wati (nama disamarkan 😁) adalah satu-satunya teman perempuanku. Alhasil kami berdua bermain bersama anak lelaki lainnya dengan permainan mereka. Dengan temanku kebanyakan lelaki bisa ditebak aku emang anaknya tomboy. Untuk mensiasati sifat tomboyku, mama mengharamkan aku untuk berambut pendek. Setiap aku minta potong rambut pendek mama selalu berkata
"kamu itu gayanya udah kayak laki ditambah ntar rambut pendek yang ada kamu benar-benar disangka anak laki, gak malu ? Gak ada rambut pendek ! "
Di depan rumah ku ada tanah kosong yang tidak terlalu besar tapi cukup untuk kami bermain (kira-kira sebesar lapangan badminton). Kami bermain hasem (gobak sodor), cangkak lele (gak tau bahasa indonesianya apa 😊), tapok pipit (petak umpet), main kasti, dan banyak lagi permainan tradisional lainnya.
Semua permainan tradisional mengandalkan kekuatan tim dan selalu membutuhkan banyak teman berbeda dengan permainan modern yang mana jika kamu sendiri permainan itu juga tetap bisa dimainkan. Hal itu yang membuat anak yang tumbuh di zaman modern ini cenderung anti sosial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar